-->

Kecemasan pada Persalinan Menurut beberapa Ahli



Pada persalinan Tahap Pertama  terjadi pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10cm sehingga terjadi perubahan psikologis pada seorang ibu sewaktu fase laten, seorang ibu dalam persalinan Tahap Pertama  akan merasa khawatir, cemas, tetapi masih dapat berkomunikasi dan diberikan arahan sebelum persalinan berlangsung. Sedangkan pada persalinan Tahap Kedua, seorang ibu sudah dapat mengontrol dirinya kembali, merasakan nyeri selama kontraksi, merasa lelah dan gelisah. Pada persalinan Tahap ketiga, nyeri mulai berkurang dan saat pelepasan plasenta seorang ibu akan merasa gelisah dan lelah. Selanjutnya pada persalinan Tahap keempat dengan segera seorang ibu akan melepaskan tekanan dan ketegangan yang dirasakannya, dan mendapat tanggung jawab baru untuk mengasuh dan merawat bayi yang telah dilahirkannya.

Menurut Nolan, selama persalinan tahapan pertama, ibu mengalami gangguan psikologi yaitu kecemasan. Kecemasan merupakan reaksi 31 fisik, mental, kimiawi dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan dan merisaukan seseorang.
Gangguan kecemasan memiliki beberapa efek dalam persalinan yaitu, kadar katekolamin yang berlebihan pada kala I menyebabkan turunnya aliran darah ke rahim, turunnya kontraksi rahim, turunnya aliran darah ke plasenta, turunnya oksigen yang tersedia untuk janin serta dapat meningkatkan lamanya persalinan Tahapan pertama.

Baca Juga

"Baca Juga : ARTI PERSALINAN DIMATA PERAWAT"

Secara epidemiologis, gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua persalinan baik pada persalinan primigravida maupun multigravida. Dalam sebuah penelitian ditemukan lebih dari 12% ibu yang pernah melahirkan mengatakan bahwa mereka mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan dalam hidupnya yaitu cemas pada saat melahirkan. Pengeluaran hormon adrenalin akibat stress yang mereka alami dikarenakan rasa takut dan sakit mereka dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dan mengurangi aliran darah yang membawa oksigen ke rahim sehingga terjadi penurunan kontraksi rahim yang akan memperpanjang waktu persalinan. Hal ini merupakan suatu kerugian bagi ibu maupun janin yang berada dalam rahim ibu (Aryasatiani, 2005).
Perlu diketahui bahwa setiap detak jantung ibu hamil, tentu dapat dirasakan pula oleh janin. Oleh karena itu, bila ibu hamil sering mengalami kecemasan dan stres, maka detak jantung akan semakin
32 meningkat. Detak jantung yang semakin keras dapat mempengaruhi gerakan pada janin. Akibatnya, janin pun lebih aktif bergerak-gerak di dalam rahim (Novitasari, 2013).
Menurut Kemenkes RI (2013) kecemasan pada persalinan tahapan pertama merupakan salah satu penyebab terjadinya partus lama dan kematian janin. Partus lama memberikan sumbangsih 5 % terhadap penyebab kematian ibu di Indonesia.
Faktor-faktor Penyebab Kecemasan pada Persalinan Menurut Aryasatiani (2005) terdapat beberapa penentu terjadinya kecemasan pada ibu bersalin yaitu, nyeri persalinan, keadaan fisik ibu, riwayat pemeriksaan kehamilan, kurangnya pengetahuan tentang proses persalinan, dukungan dari lingkungan sosial serta latar belakang psikososial lain dari ibu yang bersangkutan, seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, dan sosial ekonomi. Salah satu faktor yang berhubungan dengan gangguan kecemasan pada kala I adalah pengetahuan. Berdasarkan pengalaman dan penelitian, perilaku cemas didasarkan salah satunya pada pengetahuan seorang ibu. Dimana seorang ibu mengalami kecemasan pada saat ibu tidak memiliki pengetahuan tentang persalinan dan bagaimana prosesnya (Notoatmodjo, 2003).

Selain itu, adapun faktor psikologis yang berhubungan dengan kecemasan selama persalinan tahap pertama yaitu beberapa ketakutan melahirkan. Takut akan peningkatan nyeri, takut akan kerusakan atau 33 kelainan bentuk tubuhnya seperti episiotomi, rupture, jahitan ataupun seksio sesarea, serta ibu takut akan melukai bayinya. Faktor psikis dalam persalinan merupakan faktor yang sangat penting mempengaruhi lancar tidaknya proses kelahiran (Simpkin, 2005).
Menurut Stuart (2006) faktor fisiologis penyebab kecemasan yaitu terjadinya perubahan fisik yang dialami ibu. Perubahan tersebut yaitu perubahan kardiovaskuler, pernafasan, neuromuskular,
gastrointestinal, saluran perkemihan dan kulit. Dalam penelitian Novitasari (2013) menyatakan terdapat faktor yang menyebabkan adanya kecemasan, yaitu pengalaman negatif masa lalu. Pengalaman ini merupakan hal yang tidak menyenangkan pada masa lalu mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa mendatang, apabila individu tersebut menghadapi situasi atau kejadian yang sama dan juga tidak menyenangkan, hal tersebut merupakan pengalaman umum yang menimbulkan kecemasan. Pada ibu yang pernah mengalami kehamilan sebelumnya (multigravida), mungkin mengalami kecemasan disebabkan oleh pengalaman yang tidak menyenangkan yang pernah dialaminya pada proses persalinan pertama, misal: kesakitan, komplikasi, pendarahan, atau proses persalinan yang tidak lancar.
Sedangkan yang terjadi pada primigravida, kecemasan terjadi karena kehamilan yang dialaminya merupakan pengalaman yang pertama kali dan ketidaktauan menjadi faktor penunjang terjadinya kecemasan. Selain itu informasi negative 34 tentang persalinan seperti televisi maupun film yang sering menampilkan adegan melahirkan yang begitu menegangkan dan menakutkan, bahkan saat bertanya dengan orang tua-kerabat dan teman tentang seputar pengalaman melahirkan yang tidak menyenangkan.

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kecemasan pada Persalinan Menurut beberapa Ahli"

Post a Comment

Perawat adalah simbol sebagai saksi terjadinya kehidupan baru

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel