Kecemasan pada Persalinan Menurut beberapa Ahli
January 06, 2019
Add Comment
Pada persalinan Tahap Pertama terjadi pembukaan serviks sampai pembukaan
lengkap 10cm sehingga terjadi perubahan psikologis pada seorang ibu sewaktu
fase laten, seorang ibu dalam persalinan Tahap Pertama akan merasa khawatir, cemas, tetapi masih
dapat berkomunikasi dan diberikan arahan sebelum persalinan berlangsung.
Sedangkan pada persalinan Tahap Kedua, seorang ibu sudah dapat mengontrol
dirinya kembali, merasakan nyeri selama kontraksi, merasa lelah dan gelisah.
Pada persalinan Tahap ketiga, nyeri mulai berkurang dan saat pelepasan plasenta
seorang ibu akan merasa gelisah dan lelah. Selanjutnya pada persalinan Tahap
keempat dengan segera seorang ibu akan melepaskan tekanan dan ketegangan yang
dirasakannya, dan mendapat tanggung jawab baru untuk mengasuh dan merawat bayi
yang telah dilahirkannya.

Menurut Nolan, selama persalinan tahapan
pertama, ibu mengalami gangguan psikologi yaitu kecemasan. Kecemasan merupakan
reaksi 31 fisik, mental, kimiawi dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan,
mengejutkan, membingungkan, membahayakan dan merisaukan seseorang.
Gangguan
kecemasan memiliki beberapa efek dalam persalinan yaitu, kadar katekolamin yang
berlebihan pada kala I menyebabkan turunnya aliran darah ke rahim, turunnya
kontraksi rahim, turunnya aliran darah ke plasenta, turunnya oksigen yang
tersedia untuk janin serta dapat meningkatkan lamanya persalinan Tahapan
pertama.
"Baca Juga : ARTI PERSALINAN DIMATA PERAWAT"
"Baca Juga : ARTI PERSALINAN DIMATA PERAWAT"
Secara epidemiologis, gangguan kecemasan dapat
terjadi pada semua persalinan baik pada persalinan primigravida maupun
multigravida. Dalam sebuah penelitian ditemukan lebih dari 12% ibu yang pernah
melahirkan mengatakan bahwa mereka mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan
dalam hidupnya yaitu cemas pada saat melahirkan. Pengeluaran hormon adrenalin
akibat stress yang mereka alami dikarenakan rasa takut dan sakit mereka dapat
mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dan mengurangi aliran darah yang
membawa oksigen ke rahim sehingga terjadi penurunan kontraksi rahim yang akan
memperpanjang waktu persalinan. Hal ini merupakan suatu kerugian bagi ibu
maupun janin yang berada dalam rahim ibu (Aryasatiani, 2005).
Perlu diketahui bahwa setiap detak jantung ibu
hamil, tentu dapat dirasakan pula oleh janin. Oleh karena itu, bila ibu hamil
sering mengalami kecemasan dan stres, maka detak jantung akan semakin
32
meningkat. Detak jantung yang semakin keras dapat mempengaruhi gerakan pada
janin. Akibatnya, janin pun lebih aktif bergerak-gerak di dalam rahim
(Novitasari, 2013).
Menurut
Kemenkes RI (2013) kecemasan pada persalinan tahapan pertama merupakan salah
satu penyebab terjadinya partus lama dan kematian janin. Partus lama memberikan
sumbangsih 5 % terhadap penyebab kematian ibu di Indonesia.
Faktor-faktor Penyebab Kecemasan pada
Persalinan Menurut Aryasatiani (2005) terdapat beberapa penentu terjadinya
kecemasan pada ibu bersalin yaitu, nyeri persalinan, keadaan fisik ibu, riwayat
pemeriksaan kehamilan, kurangnya pengetahuan tentang proses persalinan,
dukungan dari lingkungan sosial serta latar belakang psikososial lain dari ibu
yang bersangkutan, seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan
yang tidak diinginkan, dan sosial ekonomi. Salah satu faktor yang berhubungan
dengan gangguan kecemasan pada kala I adalah pengetahuan. Berdasarkan
pengalaman dan penelitian, perilaku cemas didasarkan salah satunya pada
pengetahuan seorang ibu. Dimana seorang ibu mengalami kecemasan pada saat ibu
tidak memiliki pengetahuan tentang persalinan dan bagaimana prosesnya
(Notoatmodjo, 2003).

Selain itu, adapun faktor psikologis yang
berhubungan dengan kecemasan selama persalinan tahap pertama yaitu beberapa
ketakutan melahirkan. Takut akan peningkatan nyeri, takut akan kerusakan atau
33 kelainan bentuk tubuhnya seperti episiotomi, rupture, jahitan ataupun seksio
sesarea, serta ibu takut akan melukai bayinya. Faktor psikis dalam persalinan
merupakan faktor yang sangat penting mempengaruhi lancar tidaknya proses
kelahiran (Simpkin, 2005).
Menurut Stuart (2006) faktor fisiologis
penyebab kecemasan yaitu terjadinya perubahan fisik yang dialami ibu. Perubahan
tersebut yaitu perubahan kardiovaskuler, pernafasan, neuromuskular,
gastrointestinal,
saluran perkemihan dan kulit. Dalam penelitian Novitasari (2013) menyatakan
terdapat faktor yang menyebabkan adanya kecemasan, yaitu pengalaman negatif
masa lalu. Pengalaman ini merupakan hal yang tidak menyenangkan pada masa lalu
mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa mendatang, apabila
individu tersebut menghadapi situasi atau kejadian yang sama dan juga tidak
menyenangkan, hal tersebut merupakan pengalaman umum yang menimbulkan
kecemasan. Pada ibu yang pernah mengalami kehamilan sebelumnya (multigravida),
mungkin mengalami kecemasan disebabkan oleh pengalaman yang tidak menyenangkan
yang pernah dialaminya pada proses persalinan pertama, misal: kesakitan, komplikasi,
pendarahan, atau proses persalinan yang tidak lancar.
Sedangkan yang terjadi pada primigravida,
kecemasan terjadi karena kehamilan yang dialaminya merupakan pengalaman yang
pertama kali dan ketidaktauan menjadi faktor penunjang terjadinya kecemasan.
Selain itu informasi negative 34 tentang persalinan seperti televisi maupun
film yang sering menampilkan adegan melahirkan yang begitu menegangkan dan
menakutkan, bahkan saat bertanya dengan orang tua-kerabat dan teman tentang
seputar pengalaman melahirkan yang tidak menyenangkan.
0 Response to "Kecemasan pada Persalinan Menurut beberapa Ahli"
Post a Comment
Perawat adalah simbol sebagai saksi terjadinya kehidupan baru